MUSI RAWAS-Aksi pembalakan liar (ilegalloging) di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) di Kecamatan Ulu Rawas semakin marak. Kondisi ini dikhawatirkan dapat menghabiskan hutan titipan dunia yang menjadi salah satu kawasan paru-paru dunia itu.
Kepala Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas, Saharudin mengakuinya. Menurutnya, selain proses pembukaan lahan baru untuk berladang, kawasan hutan TNKS juga terus dijadikan ajang bisnis cukong kayu dengan memanfaatkan kondisi perekonomian warga Ulu Rawas.
“Selain berladang, penebangan kawasan TNKS dimanfaatkan untuk berbisnis. Selaku pemerintah desa kami sangat prihatin, sebab kayu yang diolah masyarakat bukan dari hutan rakyat dan industri melainkan dari hutan TNKS. Persoalan ini sudah kami laporkan kepada Kepala Balai TNKS dan Dinas Kehutanan Mura,” ungkap Saharudin.
Ditambahkannya, selaku Kades ia terus mengingatkan terkait himbauan Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin saat berkunjung ke Desa Napallicin tahun lalu. Tepatnya Gubernur menitipkan hutan warisan dunia ini kepada pemerintah daerah serta melibatkan seluruh masyarakat Ulu Rawas. Namun himbauan tersebut saat ini sudah bertolak belakang.
“Bukannya menjaga malah hutan TNKS terus ditebang,” sesalnya.
Sementara Camat Ulu Rawas H Daud mengatakan hal yang sama. Menurutnya aksi penebangan TNKS tersebut sudah meresahkan pemerintah kecamatan. Dia juga sudah menghimbau masyarakat untuk menghentikan kegiatan illegalloging itu. Namun apa yang disampaikannya ternyata tidak mendapat respon positif dari warga. Bila tidak segera dihentikan kata Daud pihaknya khawatir akan berdampak pada kondisi alam di Ulu Rawas.
“Pembabatan hutan ini bakal mendatangkan bencana seperti banjir bandang, longsor, mempengaruhi suhu dunia, ini ancaman serius bagi kita, dan saya berharap semua pihak menyadari persoalan ini,” ungkapnya. (ME-05)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar